Wednesday, 29 April 2020

Berkeliling Menyalurkan Sembako

Seharian kemarin Tim Mualaf Center Kab Semarang berkeliling menyalurkan sembako. Titipan seorang anggota DPRD Jateng yaitu ibu dr.Hj Sholeha Kurniawati. Sebanyak 300 bungkus sembako ini disalurkan ke beberapa desa binaan MCKS.

Berhubung tim kami harus menembus lereng Merbabu yang sudah zona merah, maka Ibu Nur Cholifah mengenakan APD lengkap, pemberian seorang teman. Jangan protes ya. APD ini hanya satu-satunya. Dan ini demi keselamatan tim MCKS di area yang banyak OTG-nya.

Kemarin itu cuaca lereng Merbabu hujan. Jadinya pemandangan cantik gunung ini tidak bisa diabadikan dengan baik. Dan lagi memang harus fokus menyetir kendaraan. Jangan salah meskipun perempuan, Bu Cholif jago nyetir di area tanjakan Gunung Merbabu

Saya sendiri ngga ikut dalam pembagian sembako ini. Jujur, saya masih agak ngeri menembus Merbabu. Ada banyak dusun disana yang isolasi mandiri. Hal ini karena pernah  ada kasus orang positif corona tapi masih santai berkunjung ke kampung lain. Dan saya yakin fenomena ndableg dan ngeyel seperti ini bagai Fenomena gunung es. Itulah kenapa saya masih hibernasi. Semoga Pandemi Corona ini segera berlalu.

Jazakillah khoir kepada Ibu Sholeha Kurniawati.
Oh iya, kalau bingkisan sembako lebaran MCKS sendiri belum dibagikan. Insya Allah menjelang lebaran baru dibagi. Ditunggu donasinya ya.

Donasi Sembako, 
CP : Widi Astuti 0888-2401-098

Saturday, 25 April 2020

Mualaf Dari Lereng Merbabu

Kesaksian Relawan MCKS Yang Mensyahadatkan Muallaf (hasil salinan tanpa edit)

Awal mula anak yangg diminta syahadat ini sebenernya sudah dari dulu tetapi orang tuanya terutama bapaknya melarang untuk masuk islam, bahkan bapak juga pernah meminta sebagian pelataran masjid yang sebetule tanah milik masjid diminta sekitar 1,5 mtr untuk dijadikan akses jalan masuk rumah mereka. Pada waktu itu kami beserta takmir berkumpul untuk membahas tanah itu, dan hasil rembukan kami mengikhlaskan tanahnya diminta karena tanah itu waqof dari orang tuanya untuk menghindari percekcokan kami yang ngalah. Setelah diukur sekitar 2 minggu sesudahnya anak yang ingin masuk islam tahu dan tidak setuju akhirnya batas yang sudah diukur diserahkan lagi kepada masjid. 

Pada waktu itu anaknya sudah minta ijin orang tua terutama bapaknya tapi beberapa kali dilarang untuk ikut Islam, dan mulai bulan ini anaknya mau minta disahadatkan tapi lagi" bapaknya menolak sampe bapak menghadirkn pak rt setempat supaya anaknya nurut pada orang tua. Di waktu dikumpulkan sama pak rt, bapak, ibu dan anak itu serta saudaranya, bapak meminta agar pak rt ikut melarang anaknya masuk Islam akan tetapi meskipun pak rt seorang agama kristen pak rt menanyakan anaknya masuk Islam karena paksaan ato dengan keinginan hati dan anaknya menjawab dengan keinginan hati tidak ada paksaan dari siapa pun. 

Akhirnya pak rt juga bilang kalo itu keinginan hati aku gak ikut campur karena agama gak bisa dipaksakan dan gak bisa digondeli, kata pak rt. Setelah itu bapakya masih ngeyel anaknya gak boleh masuk Islam, dan pada saat anaknya demi ingin berjuang masuk islam sampe mengurung diri di kamar selama 3 hari gak makan gak minum sampe dikasih makan disuruh keluar, sama orang juga gak mau sampe kondisi lemes, saat itu dengan hati yang masih belum ikhlas akhirnya bapak bilang terserah kamu (anaknya) masuk islam dengan wajah yang agak resah. Setelah orang tua bilang mengijinkan pada minggu kemarin anaknya minta disahadatkan dengan dihadiri ibuknya serta keluarganya kecuali bapaknya yang gak hadir, dan alhmdulillah di sini warga/jamaah tambah senang karena rumah yang berdampingan dengan masjid sudah ikut berkumpul dengan jamaah kita di masjid. 

Semoga kelak atas doa saudara/i dari mcks semoga tambah banyak mualaf di kampung kami, kiranya ini kisah anak yang mau masuk islam yang begitu banyak rintangan, dan mungkin ada kata" yang sama tulis ada yang kurang pas kami mohon maaf sebesar"nya. JM